2.1 Peran Pemuda terhadap Pendidkan
Tujuan dari pendidikan Indonesia termuat jelas
dalam konstitusi. Lalu sudah sejauh mana upaya untuk memenuhi tujuan itu?
Apakah bangsa ini sudah menyadari bahwa pendidikan merupakan proses terpenting
untuk meningkatkan SDM di suatu Negara demi kemajuan negara itu disela bidang?
Di usia yang lebih dari 62 tahun merdeka,
ternyata pendidikan kita masih memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari
antara lain belum terpenuhinya angggran pendidikan yang diamanatkan oleh
konstitusi sebesar 20%, banyaknya sekolah-sekolah yang kondisinya sudah tidak
layak, masih ada guru yang kualitasnya rendah, kontroversi UAN yang sampai
sekarang masih belum selesai, dan yang masih hangat dibicarakan sekarang adalah
beberapa Universitas terkemuka di Indonesia menolak masuk dalam perhimpunan
SPMB, sistem pendidikan Indonesia yang kapitalistik, dan masih banyak lagi.
Untuk sekarang penulis tidak akan membahas satu
persatu permsalahan di atas. Namun di sini akan lebih terfokus mengenai
bagaimana peran generasi muda terhadap masyarakat dalam dunia pendidikan. Dengan
membidik permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan tersebut.
Namun, sebelum itu tentu harus dipahami terlebih dahulu siapa pemuda itu? Apa
yang membedakannya dari yang lain sehingga dia cukup mendapatkan tempat yang
khusus di masyarakat.
a) Generasi muda
Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak
pengertian, namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu
maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa, semangat, dan ide
yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang
mempunyai pemikiran yang visioner.
Bahkan revolusi suatu bangsa itu biasanya
didobrak oleh generasi mudanya. Terlepas dari apakah pemuda itu perlu
digolongkan berdasarkan umur atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh
Mentri Pemuda dan Olah raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda
itu berdasarkan umur atau semangat. Pelopor
yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih
baik dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang
menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda.
Di setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak
sedikit. Pemuda menorehkan
sejarah penting bagi
negeri tersebut. Sebagai contoh gerakan-gerakan mahasiswa di
Indonesia yang pernah terjadi sejak pra kemerdekaan, orde lama, orde baru,
dan
reformasi. Yang mampu menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan
Soeharto, semua itu diawali dari ide-ide segar dan
semangat juang dari kaum
muda yaitu
mahasiswa. Selain itu revolusi kuba yang dipelopori oleh Che
Guevara juga dari seorang
pemuda.
Melihat contoh di atas dapat dilihat betapa
besarnya pengaruh generasi muda itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib
bangsa ini diletakkan di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang
anak muda bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak dan
melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin negeri ini yang tidak
berpihak kepada rakyat.
Lalu pertanyaannya sekarang apa yang bisa
dilakukan generasi muda terhadap masyarakat dalam bidang pendidikan? Jangan sampai julukan pemuda hanya dianggap
suatu fase rutinan saja dalam kehidupan manusia. Fase itu pasti datang, tapi
bagaimana menjadikan fase tersebut bermakna dan berguna bagi perubahan bangsa
ini kearah yang lebih baik.
b) Peran Pemuda Dalam Pendidikan.
Setelah mengetahui siapa generasi muda dan
bagaimana pengaruhnya dalam perubahan suatu bangsa, serta mengetahui
permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan kita maka seharusnyalah pemuda
ikut andil dalam perubahan bangsa ini dalam hal pendidikan. Haruslah pemuda
menjadi garda terdepan yang memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh
pendidikan, seperti diamatkan oleh UUD 1945 pasal 31.
Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh H.
Abd. Hamid Wahid M.Ag moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia
menuliskan kalau kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau
adalah peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas,
dan moralitas yang standarnya adalah global.
Dan peran dari pemuda untuk mempelopori
persiapan dalam hal peningkatan kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan
peningkatan kualitas SDM tentu saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas
pendidikan.
Pemuda yang
notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang konkret terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda
terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang
tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups
terhadap pemerintah. Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang
sekiranya dapat menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan
gagasan-gagasan tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR,
mengikuti seminar-seminar, diskusi-diskusi, dan masih banyak lagi.
Ada langkah konkret yang dapat dilakukan antara
lain, membangun sekolah alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga
alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan
sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa yang masuk
sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa sekolah alternatif lebih
memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah formal. Dan biasanya
sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar belakangnya dari mahalnya biaya
pendidikan di Indonesia.
Penulis ingat beberapa teman yang terlibat
aktif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan membangun
sekolah alternatif. Seperti teman-teman di daerah Garut yang membangun sekolah
alternatif di daerah yang cukup terpencil yaitu kampung Danoo, kira-kira satu
jam perjalanan dari pusat kota Garut. Di sana mereka membangun sekolah
alternatif untuk membantu anak-anak yang tidak mampu atau putus sekolah.
Selain itu ada kawan-kawan mahasiswa yang juga
menjadi pengajar di sekolah alternatif yang bernama Taboo yang ada di daerah
Dago Pojok Kota Bandung. Yang bergerak untuk membantu anak-anak dalam belajar
setelah mereka sekolah serta mengembangkan potensi-potensi anak yang tidak
sempat dikembangkan ketika anak disekolah karena padatnya materi teoritis yang
harus dijejali kepada anak.
Tidak hanya itu, pemuda juga dapat berjuang
melalui tulisan. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering
kali menulis dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia.
Hal ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sadar
bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan senjata media,
pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana sebenarnya kondisi
pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait dengan fungsi dari media.
Ada juga pemuda yang arah gerakannya lebih
kepada turun langsung ke jalanan. Aksi menuntut pemuerintah lebih memperhatikan
nasib pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting dapat
aspirasi masyarakat Dapat disampaikan
kepada pemerintah dengan harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih
baik.
Selain itu pemuda juga bisa bergerak melalui
jalan advokasi kepada masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung
masuk ke sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada
masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Contoh-contoh di atas hanya beberapa dari arah
atau sumbangsih pemuda terhadap upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
Indonesia. Apa pun arah dan cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau
banyak, cepat atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama
dalam hal pendidikannya.
Di tengah krisis yang melanda negeri ini
tentunya SDM-SDM yang berkualitas sanga dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas
SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika
negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak,
pemuda harus bergerak. (latar belakang, tujuan, rumusan masalah), Isi (analisa & pembahasan).
2.2 Pendekatan yang digunakan Dalam Mewujudkan
Peran Pemuda Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Pendidikan
1) Pendekatan Individu
Bahwasanya peran pemuda sangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi
pembangunan suatu bangsa, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
pendidikan hendaknya Pendekatan pembelajaran secara individual , karena lebih
mengena terhadap objek.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Mengajak masyarakat dari hati kehati untuk
memahami arti pendidikan dan menyukai dunia pendidikan.
b. Mengadakan acara-acara yang berhubungan dengan
bidang pendidikan (seminar)
c. Mengadakan perlombaan yang berhubungan dengan
bidang pendidikan
d. Memberikan kursus yang yang berhubungan dengan
bidang pendidikan
2) Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan
masyarakat pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan
pendidikan dan pada pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan (Husaini
Usman, 2006: 56). Menurut A.W. Gurugen pendekatan sosial merupakan pendekatan
tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan
fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta
memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas
(Djumberansyah Indar, 1995: 30). Sebagai contoh penerapan pendekatan ini adalah
diterapkannya sistem ganda melalui kebijakan Link and Match.
Menurut Bohar Soeharto perencanaan
sosial adalah proses cara menjelaskan dan memecahkan
masalah yang berhubungan dengan masyarakat atau berhubungan dengan aspek sosial
dari kehidupan individu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Bohar
Soeharto, 1991: 28).
Pendekatan yang dikemukakan Geruge ini bersifat tradisional dimana penekanan
ini didasarkan kepada tujuan untuk memenuhi tuntutan atau permintaan seluruh
individu terhadap pendidikan pada tempat dan waktu tertentu dalam situasi
perekonomian, politik, dan kebudayaan yang ada
pada waktu itu. Ini berarti bahwa sektor pendidikan harus menyediakan
lembaga-lembaga pendidikan serta fasilitas untuk menampuk seluuruh kelompok
umur yang ingin menerima pendidikan.
Pendekatan sosial dalam perencanaan
pendidikan sebagaimana
dimaksud diatas, pernah dituang secara tepat dalam Robbins Comunitte on Higher
Education di Inggris pada tahun 1963 dengan alasan pemilihan pendektan ini
bahwa: ”all young person qualified by ability and attaint ment to pursue a full
time course in higher education should have the opportunity to do so” (Bohar
Soeharto, 1991: 28). Selanjutnya dalam pendekatan ini ada beberapa kelemahan
dalam pendekatan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan ini mengabaiakan masalah alokasi
dalam skala nasional, dan secara samar tidak mempermasalahkan besarnya sumber
daya pendidikan yang dibutuhkan arena beranggapan bahwa penggunaan sumberdaya
pendidikan yang terbaik adalah untuk segenap rakyat Indonesia.
2. Pendekatan ini mengabaiakn kebutuhan
ketenagakerjaan (man power planning) yang diperlukan dimasyarakat sehingga
dapat menghasilkan lulusan yang sebenarnya kurang dibutuhkan masyarakat.
3. Pendekatan ini
cenderung hanya menjawab pemerataan pendidikan saja sehingga kuantitas lebih
diutamakan dari pada kualitanya (Syaefudin Sa’ud, 2006: 236).
2.3 Hubungan antara
Pendidikan dan pemberdayaan Masyarakat
Pendidikan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat hakikatnya untuk mewujudkan
potensi masyarakat menjadi kekuatan yang mampu meningkatkan mutu hidup dan
kehidupannya. Beberapa bentuk pendidikan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
desa/kota dalam kerangka “community education” dapat berupa
pendidikan formal dan nonformal, penyuluhan pembangunan, komunikasi
pembangunan, pendidikan kesejahteraan keluarga, pendidikan vokasional,
dan lain-lain. Dalam kontes ini Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan provinsi
vokasi dengan refleksi program pemberdayaan masyarakat desa sebagaimana dikenal
dengan Bali Ndeso Mbangun Ndeso.
Pendidikan Nonformal sebagai bagian integral dari pembangunan pendidikan
nasional yang diarahkan untuk menunjang upaya peningkatan mutu sumber daya
manusia Indonesia yang cerdas, sehat, terampil, mandiri dan berakhlak mulia
sehingga memiliki ketangguhan dalam menghadapi berbagai tantangan. Pembangunan
Pendidikan Non Formal (PNF) secara bertahap terus dipacu dan diperluas guna
memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak mungkin dapat terlayani
melalui jalur pendidikan formal (PF). Sasaran pelayanan PNF diprioritaskan pada
warga masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah penganggur/miskin dan
warga masyarakat lain yang ingin belajar untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilannya sebagai bekal untuk dapat hidup lebih layak.
Dengan semakin meluasnya pelayanan program PNF yang bermutu, akan memberikan
kontribusi besar dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat
Program studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri semarang sesuai dengan visi dan misinya adalah menghasilkan tenaga
kependidikan akademik professional yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi di dalam pengelolaan lembaga dan program pendidikan,
serta memberdayakan masyarakat diluar system persekolahan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan.
titanium sheet metal - Titha Art
ReplyDeleteAluminum, black, platinum, cobalt vs titanium drill bits gold, silver, sterling, gold, ford fusion hybrid titanium diamond. Iron. The copper wire graphite titanium babyliss pro works the copper line titanium fitness of copper, while the silver titanium engagement rings for her wire works the