Pengertian
Komunikasi
Komunikasi
merupakan terjemahan kata communication yang berarti perhubungan atau
perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau berhubungan. Secara
etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dengan kata dasar
communis yang berarti sama. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai
pemberitahuan sesuatu (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan
menggunakan suatu media. Sebagai makhluk sosial, manusia sering berkomunikasi satu
sama lain. Namun, komunikasi bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, tetapi
juga dilakukan oleh makhluk-makhluk yang lainnya. Semut dan lebah dikenal mampu
berkomunikasi dengan baik. Bahkan tumbuh-tumbuhanpun sepertinya mampu
berkomunikasi. Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan
(komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi
apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan
baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Dalam
komunikasi terdapat tujuh unsur pokok: pihak yang mengawali komunikasi; pesan
yang dikomunikasikan; saluran yang digunakan untuk berkomunikasi dan gangguan
gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan; situasi ketika
komunikasi dilakukan; pihak yang menerima pesan; umpan balik dan dampak. Kita
lihat satu per satu.
1.
Pihak yang Mengawali
Pihak
yang mengawali komunikasi mengirim pesan. Karena itu, kita sebut pengirim
(sender). Pengirim ini menjadi asal atau sumber pesan. Maka, dalam bahasa
Inggris disebut source (sumber). Pengirim adalah orang yang masuk ke dalam
hubungan, balk intrapersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang
lain, dalam kelompok kecil (small group), atau dalam kelompok besar (mass).
Sebelum
masuk ke dalam proses komunikasi dengan orang lain, di dalam pikiran pengirim
terjadi semacam rangsangan atau stimulus. Rangsangan itu dapat terjadi karena
faktor di luar dirinya maupun karena hasil pengolahan isi pikiran yang ada di
dalam benaknya. Peristiwa rangsangan dan pengolahan isi di dalam pikiran itu
menimbulkan kebutuhan pada diri pengirim dan mendorongnya untuk menyampaikan
perasaan atau gagasannya kepada orang lain.
Sebelum
mengirim pesan, terlebih dahulu pengirim mengemasnya dalam bentuk yang dirasa
sesuai dan dapat diterima serta dimengerti oleh penerima. Pengemasan pesan itu
disebut encoding. Secara harfiah encoding berarti memasukkan ke dalam kode.
Dengan encoding, pengirim memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke dalam kode
atau lambang dalam bentuk kata-kata atau nonkata, seperti raut wajah,atau
gerak-gerik tubuh.
Dalam
proses encoding, pengirim melakukan dua hal. Pertama, memikirkan
sungguh-sungguh perasaan atau gagasan yang hendak disampaikan. Kedua,
menerjemahkan perasaan atau gagasan itu ke dalam kode berupa lambang dalam
bentuk kata atau nonkata yang dirasa dapat menyampaikan makna yang hendak
disampaikannya dengan tepat, baik, dan dapat diterima oleh penerimanya.
Dari berbagai kode dan lambang yang ada, pengirim memilili kode yang memenuhi kebutuhannya untuk menyampaikan makna, lalu mengaturnya agar dapat dimengerti dan diterima oleh penerima. Pada waktu melakukan encoding ini, pengirim tidak hanya memikirkan apa yang akan disampaikan, tetapi juga cara bagaimana hal itu dapat disampaikan agar tujuan berkomunikasinya tercapai dengan mendatangkan basil yang diinginkan dari penerima.
Dari berbagai kode dan lambang yang ada, pengirim memilili kode yang memenuhi kebutuhannya untuk menyampaikan makna, lalu mengaturnya agar dapat dimengerti dan diterima oleh penerima. Pada waktu melakukan encoding ini, pengirim tidak hanya memikirkan apa yang akan disampaikan, tetapi juga cara bagaimana hal itu dapat disampaikan agar tujuan berkomunikasinya tercapai dengan mendatangkan basil yang diinginkan dari penerima.
Dengan
demikian, karena menjadi pencipta pesan, maka pengirim dapat mengendalikan
macam pesan yang mau disampaikan, bentuk kemasan yang digunakan, dan acap kali
media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan itu. Agar dapat melakukan
encoding dengan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat membantu.
- Pesan apa yang hendak disampaikan?
- Kepada siapa pesan itu hendak disampaikan?
- Dalam bentuk apa: verbal — dengan kata-kata, atau nonverbal — tanpa kata-kata, pesan itu akan disampaikan?
- Media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan itu: lisan, tertulis, atau elektronik?
- Akibat-akibat negatif apa yang mungkin dapat terjadi dengan pengiriman pesan dalam bentuk dan melalui media itu bagi urusan yang terkandung dalam pesan dan huhungan pribadi dengan penerima? Apa yang dapat dibuat untuk mencegah akibat-akibat negatif itu?
2.
Pesan yang Dikomunikasikan
Pesan
yang dikomunikasikan adalah pesan yang berarti dan informatif. Anti dapat
bersifat material seperti bahan bangunan, ekonomis seperti produk atau jasa,
estetis seperti barang seni, etis seperti perbuatan amal kasih, atau religius
seperti doa. Informatif bila pesan itu mengandung peristiwa, data, fakta, atau
penjelasannya.
Pesan
itu disampaikan untuk menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi,
meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu. Agar dapat diterima dengan baik
dan mendatangkan basil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal
pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan
berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan dengan
situasi waktu komunikasi dilakukan.
3.
Saluran Komunikasi
Setelah
dikemas, pesan dapat disampaikan melalui saluran (channel) atau media. Pengirim
dapat memilih media lisan (oral), tertulis (written), atau elektronik
(electronic).
A.
Media Lisan
Pesan
yang disampaikan melalui media lisan dapat dilak-sanakan dengan menyampaikan
sendiri (in person), melalui telepon, mesin dikte atau videotape. Penerima bisa
seorang diri, kelompok kecil, kelompok besar, ataumassa. Keuntungan media lisan
antara
lain:
1. Mendapat tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekadar permintaan penjelasan.
2. Memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerakgerik tubuh, raut wajah.
3. Dapat dilakukan dengan cepat.
1. Mendapat tanggapan langsung entah berupa pertanyaan ataupun sekadar permintaan penjelasan.
2. Memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerakgerik tubuh, raut wajah.
3. Dapat dilakukan dengan cepat.
B.
Media Tertulis
Pesan
yang disampaikan secara tertulis dapat disampaikan melalui surat, memo,
laporan, hand-out, selebaran, catatan, poster, gambar, grafik, dan lain-lain.
Keuntungan
dari media terlulis antara lain:
- Ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau bertambah seperti informasi lisan.
- Memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya, dan rumusan kata-katanya.
C.
Media Elektronik
Pesan
yang disampaikan secara elektronik dilakukan melalui faksimili, e-mail, radio,
televisi. Keuntungan dari media elektronik antara lain:
1.
Prosesnya cepat
2.
Data dapat disimpan
Jadi,
pesan dapat dikirim melalui berbagai media dan media itu dapat dikombinasikan.
Misalnya, pesan tertulis dijelaskan secara lisan. Pesan elektronik disusul
dengan pesan tertulis. Karena itu, pesan dapat diterima dengan semua indra
kita.
4.
Gangguan komunikasi
Penggunaan
media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami gangguan, yang dalam Bahasa
Inggris disebut noise. Gangguan adalah “segala sesuatu yang menghambat atau
mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan”.
Gangguan
komunikasi itu meliputi:
- Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah; di tempat menerima pesan, bau menyengat, udara panas, dan lain-lain.
- Faktor-faktor pribadi, antara lain, prasangka, lamunan, perasaan tidak cakap.
5.
Situasi Komunikasi
Komunikasi
terjadi pada situasi: tempat, waktu, cuaca, iklim dan keadaan alam serta
psikologis tertentu. Situasi merupakan konteks atau panggung serta arena tempat
komunikasi terjadi. Situasi itu dapat alainiah, terjadi dengan sendirinya, atau
direkayasa terjadi karena dibuat manusia. Situasi itu dapat resmi-formal,
tetapi juga dapat tidak resmi-informal. Situasi dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi dan tentu saja hasilnya. Sebab situasi dapat membuat pihakpihak yang
berkomunikasi dapat betperilaku wajar atau tidak wajar, entah merasa minder,
tidak percaya diri, takut, gemetar, berkeringat, atau merasa super terlalu
percaya kelewat berani, amat fit.
Karena itu, pada waktu berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya mempertimbangkan isi dan cara me-nyampaikan, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan kita sampaikan.
Karena itu, pada waktu berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak hanya mempertimbangkan isi dan cara me-nyampaikan, tetapi juga situasi ketika komunikasi akan kita sampaikan.
6.
Pihak yang Menerima
Pihak
yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang
menerima pesan disebut penerima (receiver). Penerima menerima pesan melalui
indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah
verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam
benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan,
pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh
gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat
menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
Dari
hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima
dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan penerjemahan
penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit, maka
penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai meski
tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima salah
dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan besar
dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
Penafsiran
dan penerjemahan pesan itu, kecuali dipengaruhi oleh bank ingatannya, juga oleh
mutu dan tingkat kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima dan keadaan si
penerima ketika menerima pesan itu. Jika hubungan itu baik dan akrab
kemungkinan penafsiran dan penerjemahan itu benar lebih besar daripada jika
hubungan buruk dan jauh. Jika pada waktu menerima pesan itu penerima dalam
keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan penerjemahan pesan
mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan loyo.
Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.
Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.
7.
Umpan Balik dan Dampak
Umpan
balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari
pengirim. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang
dan efektivitas komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik
dapat negatif dan positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang
menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang
diterimanya. Un-ipan balik negatif dapat benar, tetapi juga dapat salah. Benar
jika isi atau cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran
dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian
pesan dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan
salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim
pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan
sama sekali.
Umpan
balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan
mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh
pengirim. Umpan balik positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan
ditangani, dan hubungan antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik.
Baru sesudah umpan balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh
terjadi.
Dalam
komunikasi penuh, secara bergantian peran penerima pesan berubah menjadi
pengirim pesan, dan pengirim pesan berubah menjadi penerima pesan. Akibat pesan
yang disampaikan, saluran yang digunakan serta situasi komunikasi ikut
berubah-ubah pula. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan mendatangkan
dampak bagi pengirim maupun penerima. Dampak itu dapat fisik, seperti
kehangatan pada waktu berjabat tangan; emosional, seperti waktu hati menjadi
gembira atau susah; kognitif, seperti bertambahnya pengetahuan karena menerima
informasi baru; atau gabungan dari dampak-dampak itu.
No comments:
Post a Comment