A. PERADABAN
ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW.
Di antara peristiwa yang sangat menentukan bagi
penyebaran Islam saat Rosulullah SAW memimpin langsung dakwah adalah
tersebarnya Ukhuwwah dan Mahabbah diantara kaum muslimin, yang sebelum Islam
dating mereka terpecah belah dalam kelompok-kelompok suku. Lebih jelas lagi
Rosulullah SAW mempersaudarakan 10 dari kaum Muhajirin dengan 10 dari kaum
Anshor.
Selain itu
juga, untuk menghindari penyiksaan dari kaum kafir terhadap umat Islam,
Rosulullah telah mampu mengajak mere untuk mengadakan perjanjian-perjanjian
antara Islam dan kafir. Perjanjian yang terkenal pada masa itu adalah Deklarasi
Madinah pada tahun 2 H (623 M).
B. PERADABAN
ISLAM PADA MASA KHULAFA AR-ROSYIDIN
a. Kholifah Abu
Bakar As-Shiddiq
Ia memerintah selama 2 tahun 3 bulan, tetapi
meskipun memerintah sesingkat itu, banyak jasa dan peninggalannya, seperti :
1. Perbaikan
Sosial ; menciptakan stabilitas wilayah Islam, mengamankan tanah Arab dari
gangguan orang murtad, memerangi orang yang tidak mau membayar zakat dan
memberantas nabi palsu.
2. Pengumpulan
Ayat Al-qru’an ; ia menyuruh Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkannya dalam satu
mushaf, kemudian disimpan oleh Abu Bakar.
3. Perluasan
Wilayah Islam ; wilayah Islam pada masanya meliputi : Irak, Persia dan Syam
(Syiria).
b. Kholifah
Umar bin Khotthob
Hasil peradaban
pada saat beliau memerintah diantaranya ialah :
1. Perluasan
wilayah Islam hingga ke Syam, Palestina dan Mesir.
2. Pembagian
daerah pemerintahan kepada beberapa wilayah/propinsi. Masing-masing propinsi
dipimpin oleh seorang gubernur.
3. Pembentukan
dewa pemerintahan, seperti : Baitul Mal (Perbendaharaan Negara), Dewan Tentara,
Kehakiman Islam, Penetapan tahun Hijriah, pembangunan masjid dan pembuatan
undang-undang yang mengatur urusan pasar (Husbah).
c. Kholifah
Utsman bin Affan
Adapun
peradaban yang dihasilkan pada masa-masa beliau menjadi kholifah adalah sebagai
berikut ;
1. Pembukuan
Al-qur’an menjadi beberapa buah, kemudian dikirimkan ke Mesir, Syiria, Basrah
dan Kufah. Dan satu lagi disimpan sendiri oleh Kholifah Usman yang kemudian
dikenal dengan Mushaf Usmani.
2. Pembangunan
gedung pengadilan yang pada masa sebelumnya masih dilaksanakan di masjid.
3. Pembentukan
armada perang.
d. Kholifah Ali
bin Abi Tholib
Diantara
hal-hal yang dilakukan beliau semasa memerintah adalah :
Penggantian
gubernur yang tidak cakap.
Penarikan
kembali tanah negara yang dibagikan semasa Kholifah Usman.
Mengamankan
kerusuhan-kerusuhan.
C. PERADABAN
ISLAM PADA MASA DAULAH BANI UMAYYAH
Di masa Bani
Umayyah ini, kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di
antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni
sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
Pada masa ini
telah banyak bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi,
Persia dan Arab. Contohnya adalah bangunan masjid Damaskus yang dibangun pada
masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik, dan juga masjid Agung Cordova yang
terbuat dari batu pualam.
Seni sastra
berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan
berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. Sehingga syair yang muncul
senantiasa sering menonjol dari sastranya, disamping isinya yang bermutu
tinggi.
Perkembangan
seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran
atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan
tembok-tembok istana yang diukur dengan khat Arab. Salah satunya yang masih
tertinggal adalah ukiran dinding Qushair Amrah (Istana Mungil Amrah), istana
musim panas di daerah pegunungan yang terletak lebih kurang 50 mil sebelah
Timur Amman.
Dalam bidang
ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama
saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat,
astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
Pada ini juga,
politik telah mengaami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan
dengan masa sebelumnya, terutama dalam hal Khilafah (kepemimpinan), dibentuknya
Al-Kitabah (Sekretariat Negara), Al-Hijabah (Ajudan), Organisasi Keuangan,
Organisasi Keahakiman dan Organisasi Tata Usaha Negara.
Kekuatan
militer pada masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab
diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan
pada masa sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan
pasukan sukarela. Politik ketentaraan Bani Umayyah adalah politik Arab, dimana
tentara harus dari orang Arab sendiri atau dari unsure Arab.
Dalam bidang
social budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan
kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat)
di setiap kota yang pertama oleh Kholifah Walid bin Abdul Malik. Saat itu juga
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu yang ditinggal oleh orang tua
mereka akibat perang. Bahkan orang tua yang sudah tidak mampu pun dipelihara di
rumah-rumah tersebut. Sehingga usaha-usaha tersebut menimbulkan simpati yang
cukup tinggi dari kalangan non-Islam, yang pada akhirnya mereka berbondong-bondong
memeluk Islam.
D. PERADABAN
ISLAM PADA MASA DAULAH BANI ABBASIYAH
Masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan masa kejayaan Islam dalam berbagai
bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada zaman ini,
umat Islam telah banyak melakukan kajian kritis terhadap ilmu pengetahuan,
yaitu melalui upaya penterjemahan karya-karya terdahulu dan juga melakukan
riset tersendiri yang dilakukan oleh para ahli. Kebangkitan ilmiyah pada zaman
ini terbagi di dalam tiga lapangan, yaitu : kegiatan menyusun buku-buku ilmiah,
mengatur ilmu-ilmu Islam dan penerjemahan dari bahasa asing.
Setelah
tercapai kemenangan di medan perang, tokoh-tokoh tentara membukakan jalan
kepada anggota-anggota pemerintahan, keuangan, undang-undang dan berbagai ilmu
pengetahuan untuk bergiat di lapangan masing-masing. Dengan demikian muncullah
pada zaman itu sekelompok penyair-penyair handalan, filosof-filosof, ahli-ahli
sejarah, ahli-ahli ilmu hisab, tokoh-tokoh agama dan pujangga-pujangga yang
memperkaya perbendaharaan bahasa Arab.
Adapun
bentuk-bentuk peradaban Islam pada masa daulah Bani Abbasiyah adalah sebagai
berikut :
a. Kota-Kota
Pusat Peradaban
Di antara kota
pusat peradaban pada masa dinasti Abbasiyah adalah Baghdad dan Samarra. Bangdad
merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan Kholifah Abu Ja’far
Al-Mansur (754-775 M) pada tahun 762 M. Sejak awal berdirinya, kota ini sudah
menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan. Ke kota inilah para
ahli ilmu pengetahuan datang beramai-ramai untuk belajar. Sedangkan kota
Samarra terletak di sebelah timur sungai Tigris, yang berjarak + 60 km dari
kota Baghdad. Di dalamnya terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh seni
bangunan Islam di kota-kota lain.
b. Bidang
Pemerintahan
Dalam pembagian
wilayah (propinsi), pemerintahan Bani Abbasiyah menamakannya dengan Imaraat, gubernurnya
bergelar Amir/ Hakim. Imaraat saat itu ada tiga macam, yaitu ; Imaraat
Al-Istikhfa, Al-Amaarah Al-Khassah dan Imaarat Al-Istilau. Kepada
wilayah/imaraat ini diberi hak-hak otonomi terbatas, sedangkan desa/ al-Qura
dengan kepala desanya as-Syaikh al-Qoryah diberi otonomi penuh.
Selain hal
tersebut di atas, dinasti Abbasiyah juga telah membentuk angkatan perang yang
kuat di bawah panglima, sehingga kholifah tidak turun langsung dalam menangani
tentara. Kholifah juga membentuk Baitul Mal/ Departemen Keuangan untuk mengatur
keuangan negara khususnya. Di samping itu juga kholifah membentuk badan
peradilan, guna membantu kholifah dalam urusan hukum.
c. Bangunan
Tempat Pendidikan dan Peribadatan
Di antara
bentuk bangunan yang dijadikan sebagai lembaga pendidikan adalah madrasah.
Madrasah yang terkenal saat itu adalah Madrasah Nizamiyah, yang didirikan di
Baghdad, Isfahan, Nisabur, Basrah, Tabaristan, Hara dan Musol oleh Nizam
al-Mulk seorang perdana menteri pada tahun 456 – 486 H. selain madrasah,
terdapat juga Kuttab, sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah, Majlis
Muhadhoroh sebagai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan, serta Darul Hikmah
sebagai perpustakaan.
Di samping itu,
terdapat juga bangunan berupa tempat-tempat peribadatan, seperti masjid. Masjid
saat itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ibadah sholat, tetapi
juga sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan takhassus. Di antara
masjid-masjid tersebut adalah masjid Cordova, Ibnu Toulun, Al-Azhar dan lain
sebagainya.
d. Bidang Ilmu
Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan pada masa Daulah Bani Abbasiyah terdiri dari ilmu naqli dan ilmu
‘aqli. Ilmu naqli terdiri dari Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits Ilmu Fiqih, Ilmu Kalam,
Ilmu Tasawwuf dan Ilmu Bahasa. Adapaun ilmu ‘aqli seperti : Ilmu Kedokteran,
Ilmu Perbintangan, Ilmu Kimia, Ilmu Pasti, Logika, Filsafat dan Geografi.
E. PERADABAN
ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)
Dalam sejarah
peradaban dunia dikenal istilah budaya Andalusia, yaitu budaya yang terbentuk
oleh kelompok komunitas dengan berbagai latar belakang etnik. Yakni ; etnik
Arab, Al-Muwalladun (orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam
berasal dari Afrika), Al-shaqabilah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan
Bulgaria), Yahudi, Kristen, dan Kristen Muzareb. Semua komunitas di atas
(kecuali Kristen) memberikan andil untuk tumbuh dan berkembangnya lingkungan
budaya Andalusia.
Andalusia pada
masa kejayaannya adalah pusat belajar filsafat, kedokteran dan ilmu alam.
Bangunan megah peninggalan Islam yang terkenal sampai saat ini di Spanyol
adalah Istana Al-Hamra, Masjid Cordova, Istana Putri Az-Zahra, Menara La
Giralda.
F. PERADABAN
ISLAM DI MESIR
Sejak Mesir
jatuh ke tangan umat Islam pada tahun 21 H / 642 M, maka negeri itu merupakan
negeri Islam. Gubernur yang pertama adalah Amr bin ‘Ash pada masa Kholifah Umar
bin Khotthob. Ketika Abbasiyah berkuasa, Mesir silih berganti oleh penguasa
independent. Akan tetapi sejak dikuasai dinasti thulun + 100 tahun lamanya (868
– 968 M), kemudian dinasti Fathimiyah (968 – 1171 M) lalu oleh kekuasaan
Ayyubiyah, Mamluk dan Kerajaan Turki Usmani, peradaban Islam di Mesir mengalami
perkembangan dan kemajuan.
Di antara hasil
dari perkembangan peradaban Islam di Mesir adalah :
a. Masjid Amr
bin ‘Ash dan Masjid ibnu Thulun
Didirikan oleh
Amr bin ‘Ash pada tahun 624 M di kota Fustat, yang juga didirikan oleh gubernur
tersebut. Yang menjadi keistimewaaan dari masjid ini adalah dibuatnya masquroh
(dinding rendah yang membatasi imam dan ma’mum), menara untuk muadzin, mihrob
(dinding tempat imam memimpin sholat), liwanat (bangunan atas yang menutupi
bagian atas yang berguna untuk berteduh).
Didirikan oleh
Sultan Ahmad ibn Thulun pada tahun 876 M di Kairo. Beda dengan masjid Amr ibn
‘Ash, masjid ini lebih menarik adalah hiasan kaligrafi Al-Qur’an pada balok,
yang diambil dari pegunungan di Armenia. Pilar-pilarnya menyerupai pilar seni
Ghotic, bentuknya yang pejal dan berat.
b. Seni
Arsitektur
Mesir adalah
salah satu gudang bangunan monumental dunia. Peninggalan Mesir Kuno, seperti
piramida memiliki teknik serta nilai seni tinggi. Peradaban Islam Mesir masa
silam juga meninggalkan berbagai bangunan istana, sarana pendidikan, dan masjid
yang bernilai tinggi, misalnya al-Qasr al-Garb (Istana Barat), al-Qasr asy-Syarq
(Istana Timur), pintu gerbang Bab an-Nasr (Pintu Kemenangan), Bab al-Fath
(Pintu Pembukaan), Universitas Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid
Aqmar, dan Masjid Shaleh.
G. PERADABAN
ISLAM DI INDIA (KERAJAAN MUGHAL)
Kemajuan budaya
Islam di berbagai bidang di India mencapai kesuksesannya pada masa Kesultanan
Mogul. Mogul berhasil menegakkan budaya Islam di wilayah yang menganut budaya
Hindu sejak abad ke-5 SM. Di bidang futuhat, Mogul berhasil menguasai kawasan
yang sangat luas. Ketika itu, umat Islam di Kesultanan Mogul telah melakukan
perdagangan antar benua serta mengekspor kain, nila rempah, opium, gula, garam,
bubuk sodium, wol dan parfum ke Eropa.
Mogul juga
mencapai kemajuan pesat dalam bidang pendidikan dan ilmu. Selain ilmu agama, di
madrasah juga diajarkan pula ilmu logika, filsafat, geometri, geografi,
sejarah, politik dan matematika. Mogul mengembangkan system pendidikan modern,
yakni kurikulum Davis-inizami, yang mensintesiskan antara sufisme India dan
ajaran ulama Islam.
Di bidang
arsitektur, prestasi Mogul tampak pada bangunan Indah, misalnya Benteng Merah,
Masjid Jama, Istana New Delhi serta Lahore dan mausoleum yang sangat
mengagumkan, seperti Taj Mahal di Agra.
H. PERADABAN
ISLAM DI TURKI (KERAJAAN TURKI USMANI)
Sebagai bangsa
militer, Usmani lebih banyak menfokuskan pada kegiatan kemiliteran. Sementara
di bidang ilmu pengetahuan, mekereka kurang menonjol. Karena itu, dalam
khazanah intelektual Islam, hampir tidak ditemukan ilmuwan-ilmuwan terkemuka
dari dinasti ini.
Namun dalam
mengembangkan seni arsitektur Islam, dinasti ini cukup berjasa. Mereka banyak
membangun masjid yang dihiasi dengan kaligrafi indah dan bangunan-bangunan khas
lainnya.
I. PERADABAN
ISLAM DI PERSIA (SAFAWI)
1. Ekonomi
Setelah
kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diganti namanya dengan Bandar Abbas
dikuasai Safawi, maka terbukalah jalur perdagangan antara laut Timur dan Barat.
Di samping sector perdagangan, Kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di
sector pertanian, terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).
2. Pembangunan
Fisik dan Seni
Kerajaan Safawi
berhasil menjadikan Isfahan sebagai ibukota kerajaan dan sekaligus menjadi kota
yang sangat indah. Di kota ini tersebut berdiri bangunan-bangunan besar dan
indah seperti masjid, rumah sakit, sekolah, jembatan raksasa di atas sungai
Zandaruda dan Istana Chihil Sutun. Kemajuan arsitektur nampak pada bangunan
Masjid Syekh Luthfi yang dibangun pada tahun 1603 M. Seni lukis mulai dirintis
sejak zaman Raja Ismail I pada tahun 1522 M.
No comments:
Post a Comment