LAPORAN
TENTANG
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES
MERENCANAKAN PERCOBAAN DAN KETUNTASAN BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS X MA
ISHLAHIL ATHFAL RUMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
Oleh: Sapuro
Kls: X IPA
MA ISHLAHIL
ATHFAL RUMAK KEC. KEDIRI KAB. LOBAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan
yang bernilai edukatif antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru sadar dengan merencanakan kegiatan pengajarannya
secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan
pengajaran. (
Djamarah dan Zain, 2006 ).
Harapan yang tidak pernah sirna dan
selalu dituntut adalah agar bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit
yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya
sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi siswa juga sebagai makhluk
sosial dengan latar belakang yang berlainan (Depdiknas, 2004).
Atas pertimbangan diatas maka dicari
metode belajar mengajar yang tepat, agar siswa aktif berinteraksi sesamanya.
Salah satu diantaranya yaitu metode eksperimen. Metode ini memberi tekanan pada
terselesaikannya suatu masalah yang muncul saat proses pembelajaran. Metode
belajar mengajar sangat penting dalam suatu proses interaksi antara manusia
dengan lingkungan. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi,
oleh karena didalam interaksi tersebut manusia aktif memahami dan menghayatimakna dari lingkungannya (Gulo, 2004).
Hasil belajar yang baik selalu diharapkan oleh seorang guru, namun ada
kalanya kenyataannya bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya di MA Ishlahil Athfal Rumak,
khususnya kelas X yang hasil belajar biologi telah mencapai ketuntasan.
Metode yang digunakan guru terutama
pada Guru MA Ishlahil Athfal Rumak adalah metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab serta metode
penugasan. Hal ini perlu dicari strategi, metode maupun pendekatan baru dalam
proses pembelajaran, karena metode maupun strategi merupakan langkah awal untuk
mencapai kesuksesan dalam proses belajar mengajar, akibatnya ketuntasan belajar
akan lebih meningkat. Sebagaimana diungkapkan oleh Lisnawati, 1993 bahwa
apabila ingin mengajarkan sesuatu kepada anak dengan baik dan berhasil
pertama-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau cara pendekatan yang
dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana
dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan .
Pendekatan belajar biologi yang lebih baik adalah pendekatan
belajar yang memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk berbuat atau
menemukan sendiri konsep-konsep biologi melalui cara berpikir siswa. Proses
pembelajaran harus banyak melibatkan keaktifan siswa agar siswa lebih
berpartisipasi dalam proses belajar. Untuk merelaisasikannya dalam banyak hal
dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk
keaktifan fisik. Cara belajar yang demikian disebut dengan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Bagian dari CBSA itu sendiri tidak
lain adalah pendekatan keterampilan proses yang dapat diartikan sebagai wawasan
atau panutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan
fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya
telah ada dalam diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006 ).
Pemilihan
metode mengajar serta sistem penilaian oleh guru bukan merupakan hal yang
mudah, karena di dalam setiap kelas terdapat siswa dengan kemampuan akademik
siswa heteroge . Oleh karena itu guru dituntut harus menciptakan proses
pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang mampu mengajar siswa untuk memahami
konsep biologi dengan mudah ( Lie,
2008 ).
Menyikapi
permasalahan tersebut, memungkinkan dikembangkan suatu metode pembelajaran yang
dapat mengatasi permasalahan siswa yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
eksperimen. Pada dasarnya bahwa metode pembelajaran eksperimen merupakan metode
untuk melakukan percobaan terhadap materi pelajaran biologi. Penerapan metode
eksperimen siswa tidak hanya membaca, mencatat dan mendengarkan yang
disampaikan oleh guru tetapi siswa dapat membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari.
Metode
eksperimen diberikan pada pembelajaran biologi, karena pada pembelajaran
biologi, minat, motivasi dan kemauan belajar siswa masih kurang yang akhirnya
dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa, karena siswa kelas X di MA
Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran
2008/2009 sudah tuntas dengan metode yang
digunakan oleh guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, maka
dalam penelitan ini peneliti mencoba menerapan metode yang jarang sekali
digunakan olehguru MA Ishlahil Athfal
Rumak yaitu metode eksperimen. Penerapan
metode eksperimen ini juga dapat memudahkan guru untuk memperbaiki cara
berpikir, keterampilan berkomunikasi dengan siswa dan menggalakkan keterlibatan
siswa di dalam pembelajarannya. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat
untuk periode waktu yang lebih lama.
Berdasarkan
uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian tentang penerapan metode
eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan
ketuntasan belajar IPA Biologi Siswa Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun
Pelajaran 2008/2009.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan
keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi
kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.
C.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengembangan metode
pembelajaran eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses merencanakan
percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak
Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.
Manfaat Praktis
a)
Bagi siswa : Pembelajaran biologi
terasa menarik, bermakna dan tidak membosankan sehingga siswa menjadi lebih
kritis dan aktif belajar.
b)
Bagi guru : Membantu dan mengatasi
kesulitan mengajarkan konsep-konsep biologi di MA dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
bervariasi.
c)
Bagi sekolah : Sebagai penyempurnaan
hasil pembelajaran mengenai strategi mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah.
d)
Bagi
peneliti : Sebagai tambahan pengalaman dalam menerapkan strategi pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1. Metode Pembelajaran Eksperimen
Model pembelajaran eksperimental (metode
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen) adalah cara penyajian
pembelajaran siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari (Djamarah dan Zain, 2006).
Dalam proses belajar mengajar dengan
metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau
proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Djamarah dan Zain, 2006).
Agar pelaksanaan eksperimen efisien dan
efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Roestiyah,
2008).
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan
percobaan.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan
siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau memungkinkan hasilnya tidak
membahayakan, maka kondisi alat bantu percobaan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan.
4. Siswa
dalam eksperimen adalah sedang belajar berlatih.
5. Tidak semua masalah dapat
dieksperimenkan.
2. Kelebihan Metode Pembelajaran Eksperimen
Menurut
Djamarah dan Zain (2006), mengemukakan bahwa metode pembelajaran eksperimen
mengandung beberapa kelebihan antara lain :
1. Membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina
siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3.
Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
Menurut Roestiyah (2008) metode eksperimen
kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan ialah :
1.
Melaui
eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala
masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti
kebenarannya dan tidak mudah percaya kata orang sebelum membuktikan kebenarannya.
2.
Siswa
lebih aktif berpikir dan berbuat, hal
itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang mendorong
siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3.
Siswa
dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu pengetahuan,
juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan
alat-alat percobaan.
4.
Siswa
bisa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap
siswa yang tahayul yaitu peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
3. Kekurangan Metode Eksperimen
Menurut
Djamarah dan Zain (2006), metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan
antara lain :
1.
Metode
ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan tekhnologi.
2.
Metode
ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah
diperoleh dan mahal.
3.
Metode
ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.
Setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau
pengendalian.
4.
Kendala-kendala dalam Menerapkan Metode Eksperimen
Sesuai
dengan pendapat Roestiyah (2008) bahwa kendala dalam pelaksanaan metode
eksperimen adalah sebagai berikut :
a.
Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksperimen harus dipahami masalah yang
akan dibuktikan melalui eksperimen.
b.
Kepada
siswa perlu diterangkan pula tentang :
1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan variabel
yang harus dikontrol dengan ketat.
2. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen saja yang akan dicatat.
3. Seluruh atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
c.
Perlu
menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan
sebagainya.
d.
Selama
eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa bila perlu
memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
eksperimen.
e.
Setelah
eksperimen berakhir guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas dan mengevaluasi dengan tes atau
tanya jawab.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan metode eksperimen dapat
meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar
IPA Biologi kelas X di MA Ishlahil
Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009 ?.
C.
Hipotesis
Hipotesis
adalah dugaan tentang hubungan antara beberapa variabel ( Soetardjo, 1998 ).
Ahli lain juga berpendapat hipotesis merupakan dugaan atau anggapan sementara
yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
adalah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampikan proses
merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak
Tahun Pelajaran 2008/2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan sebab akibat antara variabel
bebas dan variabel terikat, dengan menggunakan dua kelompok kelas yaitu kelas
kontrol dan kelas eksprimen.
2.
Pendekatan Penelitian
Pendekatanpenelitian
yang digunakanadalah secara kuantitatip dan kualitatip. Data kuantitatip yang
telahdiperolehditabulasikan dan selanjutnyadianalisis secara statistik, sedang
data kualitatipdilakukanskoring agar mudahdiselesaikan
secara statistik.
3.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Ishlahil Athfal Rumak
pada bulan Januari-Juni 2009 Semester II pada Siswa Kelas X Tahun Pelajaran
2008/2009.
4.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. sebagai
berikut :
Tabel 3.1 : Tabel
Perlakuan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas
|
Pre Tes
|
Perlakuan
|
Pos Tes
|
Eksperimen
|
T – 1
|
X
|
T – 2
|
Kontrol
|
T – 1
|
0
|
T – 2
|
Kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing akan diberikan pre-tes dan
post-tes. Kelompok eksperimen diberi perlakuan penerapan pembelajaran
menggunakan metode eksperimen. Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan
pembelajaran metode eksperimen tetapi menggunakan metode ceramah, tanya jawab
dan penugasan.
5.
Populasi dan Sampel
Penelitian
a.
Populasi Penelitian
Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006). Populasi merupakan sekumpulan dari individu
sejenis yang menempati suatu ruang dan waktu tertentu. Jadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X yang terdiri dari 5 kelas yaitu
Kelas XA berjumlah 30 orang, Kelas XB berjumlah 38 orang,
Kelas XC berjumlah 38 orang, Kelas XD berjumlah 38 orang
dan Kelas XE berjumlah 37 orang sehingga secara keseluruhan
penelitian berjumlah 180 orang siswa.
b.
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006). Menurut Azwar (1998) sampel adalah
sebagian dari populasi. Karena siswa merupakan bagian dari populasi. Jadi yang
dimaksud dengan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa yang menjadi
subyek penelitian.
Mengingat jumlah populasi dalam penelitian
ini terdiri atas 5 kelas, maka untuk sampelnya diambil secara acak hanya 2
kelas dari 5 kelas tersebut yaitu Kelas XB berjumlah 38
orang dan Kelas XC berjumlah 38 orang. Teknik menentukan
kelas eksperimen akan dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling yaitu teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok. Jadi untuk
menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan sistem undian
karena kelas XB dan XC mempunyai
kesempatan untuk dipilih sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan yaitu
penerapan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol tidak
diberi perlakuan pembelajaran.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Hasil
penelitian berupa hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen, nilai hasil pre-test dan post-test, serta hasil keterampilan proses
merencanakan percobaan dan ketuntsan belajar.
Dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut :
1.
Analisis Ketuntasan Belajar
Untuk
mengetahui ketuntasan belajar siswa dapat dilakukan dengan menginventarisir
data berupa nilai test. Di bawah ini dipaparkan hasil pre-test dan post-test
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun
Pelajaran 2008/2009 melalui tabel berikut :
Tabel. 4.1. Hasil Pre-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di MA Ishlahil Athfal Rumak
Tahun Pelajaran 2008/2009
No
|
Deskriptor
|
Kelas Eksperimen
|
Kelas Kontrol
|
1
|
Jumlah Siswa
|
38 orang
|
38 orang
|
2
|
Nilai Tertinggi
|
80
|
85
|
3
|
Nilai Terendah
|
50
|
50
|
4
|
Nilai Rata-rata
|
66,44
|
68,58
|
5
|
Jumlah siswa tidak tuntas
|
17
|
13
|
6
|
Jumlah siswa tuntas
|
21
|
25
|
7
|
Persentase Ketuntasan
|
55,26%
|
65,79%
|
Dari Tabel 4.1 di atas tampak
bahwa persentase ketuntasan kemampuan awal kelas kontrol yaitu 65,79% lebih tinggi dari pada persentase ketuntasan kemampuan awal kelas
eksperimen yaitu 55,26%.
Tabel 4.2. Hasil
post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa pada di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009
No
|
Deskriptor
|
Kelas Eksperimen
|
Kelas Kontrol
|
1
|
Jumlah Siswa
|
38
|
38
|
2
|
Nilai Tertinggi
|
95
|
90
|
3
|
Nilai Terendah
|
60
|
55
|
4
|
Nilai Rata-rata
|
84,21
|
73,98
|
5
|
Jumlah siswa tidak tuntas
|
3
|
8
|
6
|
Jumlah siswa tuntas
|
35
|
30
|
7
|
Persentase ketuntasan
|
92,10 %
|
78,94 %
|
Dari Tabel 4.2. di atas tampak bahwa
kemampuan akhir kelas eksperimen yaitu dengan nilai rata-rata 84,21 dengan
persentase ketuntasan 92,10 % lebih tinggi dari kemampuan akhir kelas kontrol
dengan nilai rata-rata yaitu 73,98 dengan persentase ketuntasan belajar yang
dicapai yaitu 78,94 %.
2.
Hasil Observasi Keterampilan Proses Merencanakan Percobaan
Observasi
keterampilan proses siswa dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan
metode eksperimen yang ditinjau dari kemampuan siswa dalam mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan hasil
perolehannya.
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa di kelas eksperimen kemampuan
siswa dalam mengamati dan menggolongkan termasuk dalam kategori sangat baik dan
kemampuan dalam menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan termasuk dalam
kategori baik (Lampiran 13). Lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.3. Hasil
observasi keterampilan proses merencankan percobaan siswa kelas eksperimen di MA
Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran
2008/2009.
Kemampuan yang dinilai
|
Skor
|
Kategori
|
Mengamati
|
4,18
|
Sangat baik
|
Menggolongkan
|
3.97
|
Sangat baik
|
Menafsirkan
|
3.81
|
Sangat baik
|
Meramalkan
|
3.36
|
Baik
|
Mengkomunikasikan
|
2.81
|
Baik
|
Rata-rata
|
3.62%
|
Baik
|
Hasil observasi keterampilan proses
merencanakan percobaan di kelas kontrol menunjukkan bahwa semua indikator yang
diamati yaitu kemampuan siswa dalam mengamati, menggolongkan, menafsirkan,
meramalkan serta mengkomunikasikan termasuk dalam kategori sedang (Lampiran 16)
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.4. Hasil
observasi keterampilan proses merencanakan percobaan siswa kelas kontrol
di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.
Kemampuan yang dinilai
|
Skor
|
Kategori
|
Mengamati
|
2,48
|
Sedang
|
Menggolongkan
|
2.35
|
Sedang
|
Menafsirkan
|
2.23
|
sedang
|
Meramalkan
|
2.25
|
sedang
|
Mengkomunikasikan
|
2.15
|
sedang
|
Rata-rata
|
2.29 %
|
sedang
|
Hasil
observasi kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan dapat dilihat pada
Tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5. Data hasil
observasi keterlaksanaan pembelajaran Biologi di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun
Pelajaran 2008/2009.
No.
|
Pertemuan
|
Persentase
Keterlaksanaannya (%)
|
1
|
Pertama
|
82
|
2
|
Kedua
|
100
|
Tabel 4.5
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Terlaksananya kegiatan pembelajaran untuk masing-masing pertemuan mengalami
peningkatan. Dari Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa persentase keterlaksanaan
pembelajaran pada petemuan pertama yaitu 82 %, yang berarti bahwa masih ada
bagian yang belum terlaksana dengan baik, sedangkan untuk pertemuan kedua
pembelajaran terlaksana dengan sangat baik sehinggrta persentase keterlaksanaan
pembelajaran yang dicapai yaitu 100 %.
3.
Uji Hipotesis
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menarik kesimpulan dari suatu
peneltian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan
ketuntasan belajar IPA Biologi.
Dari
analisis hasil belajar siswa diperoleh bahwa t hitung = 5,51 >
t tabel = 2,000 dengan db = 74 (perhitungan lengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 10). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signinifikan antara
keterampilan merencanakan percobaan dan ketuntasan kelas biologi eksperimen dan
kelas kontrol pada pokok bahasan saling ketergantungan dalam ekosistem. Dengan
demikian, maka hipotesis yang diajukan yaitu dengan penerapan metode eksperimen
dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan
belajar IPA Biologi Siswa Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran
2008/2009 diterima.
B.
Pembahasan
Berhasil
tidaknya suatu pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari komponen-komponen
pembelajaran, diantaranya, siswa, guru.sarana, materi dan pendekatan serta metode
pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Semua
komponen tersebut satu sama lain memiliki hubungan yang erat ( Djamarah, 2002).
Suatu konsep yang disampaikan guru akan
mudah diterima apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran
menggunakan metode eksperimen adalah salah satu altrnatif yang cukup relevan
untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Menerapkan metode pembelajaran eksperimen siswa lebih aktif terlibat dalam
kegiatan pembelajaran. Disamping itu pembelajaran menggunakan metode eksperimen
sangat memperhatikan konsepsi awal dan menggunakan aktivitas siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai sumber belajar. Semakin banyak siswa
yang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya maka pengetahuan dan
pemahamannya akan objek dan lingkungannya
meningkat dan lebih rinci ( Sari, 2008 ).Untuk mengetahui ketuntasan
pembelajaran digunakan pembelajaran metode eksperimen, peneliti menggunakan dua
kelas yaitu XB sebagai
kelas kontrol dan XC sebagai kelas eksperimen.
Pada
hakikatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan
suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Metode eksperimen
merupakan metode yang melibatkan siswa secara intelektual maupun emosional.
Disamping itu, suasana belajar yang kondusif ternyata sangat membantu siswa
dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Dalam
proses belajar mengajar menggunakan metode eksperimen tidak saja melihat sejauh
mana siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi juga memberikan
peluang yang besar utnuk terjadinya proses pematangan siswa dan sikap siswa.
Persentase
Ketuntasan belajar siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol pada post-tes
mencapai 13,16% dari 78,94% menjadi 92,10% dari jumlah seluruh siswa dan sudah
memenuhi batas minimal ketuntasan belajar kelompok yang ditetapkan di sekolah
yaitu 85% berdasarkan KKM di sekolah ³ 68, Berdasarkan hasil tersebut di atas
menunjukkan bahwa terdapat perubahan ketuntasan belajar pada kelas eksperimen.
Perubahan nilai kelas eksperimen tersebut secara statistik menunjukkan
perbedaan yang signifikan.
Pembelajaran
dengan menerapkan metode eksperimen dapat di lihat dari hasil uji-t pada taraf
signifikan 5% dengan db = 74, dengan perhitungan diperoleh bahwa t hitung =
5,51> t tabel = 2,000 (perhitungannya dapat di lihat pada
lampiran10). Keterampilan proses merencanakan percobaan siswa kelas eksperimen
memberikan dampak positif terhadap peningkatan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi keterampilan proses merencanakan
percobaan yang dilakukan siswa kelas eksperimen dilihat dari kemampuan dalam
mengamati, menggolonkan, menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan termasuk
dalam kategori sangat baik, dengan nilai rata-rata 3,62, sedangkan untuk siswa
kelas kontrol ditinjau dari kelima
keterampilan tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-arata
2,29. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pembelajaran biologi
menggunakan metode eksperimen cenderung
sesuai untuk upaya meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan
ketuntasan belajar IPA Biologi siswa kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009, hal ini disebabkan
karena dengan diterapkannya metode eksperimen maka siswa terlibat secara
langsung dalam suatu percobaan sehingga pemahamansiswa akan materi pelajaran
dapat meningkat pada periode waktu relatif lama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa
penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan
percobaan yaitu 1,33% dan ketuntasan belajar meningkat menjadi 13,16% pada mata
pelajaran IPA Biologi siswa kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun
Pelajaran 2008/2009.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
penelitian ini, maka dapat diajukan beberap saran, antara lain:
1.
Pembelajaran
menggunakan metode eksperimen dapat menjadi salah satu strategi pembelajaran
untuk meninngkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan
belajar IPA Biologi di sekolah, khususnya pokok bahasan saling ketergantungan
dalam ekosistem.
2.
Bagi
instansi terkait khususnya lembaga-lembaga kependidikan diharapkan untuk
mensosialisasikan pembelajaran menggunakan metode eksperimen kepada guru
khususnya guru biologi.
3.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk menguji keunggulan dari
pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan yang lain.
No comments:
Post a Comment