Monday, 29 September 2014

contoh laporan penelitian



LAPORAN
TENTANG
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES MERENCANAKAN PERCOBAAN DAN KETUNTASAN BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS X MA ISHLAHIL ATHFAL RUMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009.




Description: Untitled-1 




Oleh: Sapuro
Kls: X IPA





MA ISHLAHIL ATHFAL RUMAK KEC. KEDIRI KAB. LOBAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru sadar dengan merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran. ( Djamarah dan Zain, 2006 ).
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu dituntut adalah agar bahan pengajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi siswa juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan (Depdiknas, 2004).
Atas pertimbangan diatas maka dicari metode belajar mengajar yang tepat, agar siswa aktif berinteraksi sesamanya. Salah satu diantaranya yaitu metode eksperimen. Metode ini memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah yang muncul saat proses pembelajaran. Metode belajar mengajar sangat penting dalam suatu proses interaksi antara manusia dengan lingkungan. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi, oleh karena didalam interaksi tersebut manusia aktif memahami dan menghayatimakna dari lingkungannya (Gulo, 2004).
    Hasil belajar yang baik selalu diharapkan oleh seorang guru, namun ada kalanya kenyataannya bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya di MA Ishlahil Athfal Rumak, khususnya kelas X yang hasil belajar biologi telah mencapai ketuntasan.          
Metode yang digunakan guru terutama pada Guru MA Ishlahil Athfal Rumak adalah metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab serta metode penugasan. Hal ini perlu dicari strategi, metode maupun pendekatan baru dalam proses pembelajaran, karena metode maupun strategi merupakan langkah awal untuk mencapai kesuksesan dalam proses belajar mengajar, akibatnya ketuntasan belajar akan lebih meningkat. Sebagaimana diungkapkan oleh Lisnawati, 1993 bahwa apabila ingin mengajarkan sesuatu kepada anak dengan baik dan berhasil pertama-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau cara pendekatan yang dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan .
Pendekatan belajar biologi yang lebih baik adalah pendekatan belajar yang memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk berbuat atau menemukan sendiri konsep-konsep biologi melalui cara berpikir siswa. Proses pembelajaran harus banyak melibatkan keaktifan siswa agar siswa lebih berpartisipasi dalam proses belajar. Untuk merelaisasikannya dalam banyak hal dipersyaratkan atau dibutuhkan keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk keaktifan fisik. Cara belajar yang demikian disebut dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Bagian dari CBSA itu sendiri tidak lain adalah pendekatan keterampilan proses yang dapat diartikan sebagai wawasan atau panutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006 ).
Pemilihan metode mengajar serta sistem penilaian oleh guru bukan merupakan hal yang mudah, karena di dalam setiap kelas terdapat siswa dengan kemampuan akademik siswa heteroge . Oleh karena itu guru dituntut harus menciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan kreatif yang mampu mengajar siswa untuk memahami konsep biologi dengan mudah       ( Lie, 2008 ).
Menyikapi permasalahan tersebut, memungkinkan dikembangkan suatu metode pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan siswa yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen. Pada dasarnya bahwa metode pembelajaran eksperimen merupakan metode untuk melakukan percobaan terhadap materi pelajaran biologi. Penerapan metode eksperimen siswa tidak hanya membaca, mencatat dan mendengarkan yang disampaikan oleh guru tetapi siswa dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Metode eksperimen diberikan pada pembelajaran biologi, karena pada pembelajaran biologi, minat, motivasi dan kemauan belajar siswa masih kurang yang akhirnya dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa, karena siswa kelas X di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun  Pelajaran 2008/2009 sudah tuntas  dngan2.dan Mudjionopengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran ( Djamarah dan  dengan metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi, maka dalam penelitan ini peneliti mencoba menerapan metode yang jarang sekali digunakan olehguru  MA Ishlahil Athfal Rumak yaitu metode eksperimen.  Penerapan metode eksperimen ini juga dapat memudahkan guru untuk memperbaiki cara berpikir, keterampilan berkomunikasi dengan siswa dan menggalakkan keterlibatan siswa di dalam pembelajarannya. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba melakukan penelitian tentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi Siswa Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.
B.     Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.
C.    Manfaat Penelitian
1.         Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam pengembangan metode pembelajaran eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.
2.         Manfaat Praktis
a)                  Bagi siswa : Pembelajaran biologi terasa menarik, bermakna dan tidak membosankan sehingga siswa menjadi lebih kritis dan aktif belajar.
b)                  Bagi guru : Membantu dan mengatasi kesulitan mengajarkan konsep-konsep biologi di MA dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi.
c)                  Bagi sekolah : Sebagai penyempurnaan hasil pembelajaran mengenai strategi mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
d)                 Bagi peneliti : Sebagai tambahan pengalaman dalam menerapkan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar.    





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.       Landasan Teori
1.      Metode Pembelajaran Eksperimen
Model pembelajaran eksperimental (metode pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen) adalah cara penyajian pembelajaran siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah dan Zain, 2006).
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu (Djamarah dan Zain, 2006).
Agar pelaksanaan eksperimen efisien dan efektif, perlu pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Roestiyah, 2008).
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau memungkinkan hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat bantu percobaan harus baik dan bersih.
3.  Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar berlatih.
5. Tidak semua masalah dapat dieksperimenkan.
2.      Kelebihan Metode Pembelajaran Eksperimen
Menurut Djamarah dan Zain (2006), mengemukakan bahwa metode pembelajaran eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain :
1. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
 Menurut Roestiyah (2008) metode eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan ialah :
1.   Melaui eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya dan tidak mudah percaya kata orang sebelum  membuktikan kebenarannya.
2.   Siswa lebih aktif berpikir dan berbuat, hal  itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang mendorong siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3.   Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu pengetahuan, juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4.   Siswa bisa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori, sehingga akan mengubah sikap siswa yang tahayul yaitu peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
3.      Kekurangan Metode Eksperimen
Menurut Djamarah dan Zain (2006), metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan antara lain :
1.         Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan tekhnologi.
2.         Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3.         Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4.         Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
4.      Kendala-kendala dalam Menerapkan Metode Eksperimen
Sesuai dengan pendapat Roestiyah (2008) bahwa kendala dalam pelaksanaan metode eksperimen adalah sebagai berikut :
a.          Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen  harus dipahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b.      Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
2. Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen saja yang akan dicatat.
3. Seluruh atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
c.       Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
d.      Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa bila perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
e.       Setelah eksperimen berakhir guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan  ke kelas dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi kelas X di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009 ?.
C.       Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang hubungan antara beberapa variabel ( Soetardjo, 1998 ). Ahli lain juga berpendapat hipotesis merupakan dugaan atau anggapan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampikan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun  Pelajaran 2008/2009.      




BAB III
METODE PENELITIAN
1.         Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan menggunakan dua kelompok kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksprimen.
2.         Pendekatan Penelitian
Pendekatanpenelitian yang digunakanadalah secara kuantitatip dan kualitatip. Data kuantitatip yang telahdiperolehditabulasikan dan selanjutnyadianalisis secara statistik, sedang data kualitatipdilakukanskoring  agar mudahdiselesaikan secara statistik.
3.         Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Ishlahil Athfal Rumak pada bulan Januari-Juni 2009 Semester II pada Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2008/2009.
4.         Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Tabel Perlakuan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas
Pre Tes
Perlakuan
Pos Tes
Eksperimen
T – 1
X
T – 2
Kontrol
T – 1
0
T – 2
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing akan diberikan pre-tes dan post-tes. Kelompok eksperimen diberi perlakuan penerapan pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan pembelajaran metode eksperimen tetapi menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.
5.         Populasi dan Sampel Penelitian
a.          Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006). Populasi merupakan sekumpulan dari individu sejenis yang menempati suatu ruang dan waktu tertentu. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X yang terdiri dari 5 kelas yaitu Kelas XA berjumlah 30 orang, Kelas XB berjumlah 38 orang, Kelas XC berjumlah 38 orang, Kelas XD berjumlah 38 orang dan Kelas XE berjumlah 37 orang sehingga secara keseluruhan penelitian berjumlah 180 orang siswa.
b.         Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006). Menurut Azwar (1998) sampel adalah sebagian dari populasi. Karena siswa merupakan bagian dari populasi. Jadi yang dimaksud dengan sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa yang menjadi subyek penelitian.
Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini terdiri atas 5 kelas, maka untuk sampelnya diambil secara acak hanya 2 kelas dari 5 kelas tersebut yaitu Kelas XB berjumlah 38 orang dan Kelas XC berjumlah 38 orang. Teknik menentukan kelas eksperimen akan dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling yaitu teknik memilih sampel dari kelompok-kelompok. Jadi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan sistem undian karena kelas XB dan XC mempunyai kesempatan untuk dipilih sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan yaitu penerapan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol tidak diberi perlakuan pembelajaran.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.           Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, nilai hasil pre-test dan post-test, serta hasil keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntsan belajar.
Dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut : 
1.            Analisis Ketuntasan Belajar
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dapat dilakukan dengan menginventarisir data berupa nilai test. Di bawah ini dipaparkan hasil pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009 melalui tabel berikut :
Tabel. 4.1. Hasil Pre-tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009

No
Deskriptor
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
Jumlah Siswa
38 orang
38 orang
2
Nilai Tertinggi
80
85
3
Nilai Terendah
50
50
4
Nilai Rata-rata
66,44
68,58
5
Jumlah siswa tidak tuntas
17
13
6
Jumlah siswa tuntas
21
25
7
Persentase Ketuntasan
55,26%
65,79%
Dari Tabel 4.1 di atas tampak bahwa persentase ketuntasan kemampuan awal kelas kontrol yaitu 65,79%  lebih tinggi dari pada  persentase ketuntasan kemampuan awal kelas eksperimen yaitu 55,26%.
Tabel 4.2. Hasil post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa pada di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009

No
Deskriptor
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
Jumlah Siswa
38
38
2
Nilai Tertinggi
95
90
3
Nilai Terendah
60
55
4
Nilai Rata-rata
84,21
73,98
5
Jumlah siswa tidak tuntas
3
8
6
Jumlah siswa tuntas
35
30
7
Persentase ketuntasan
92,10 %
78,94 %

                        Dari Tabel 4.2. di atas tampak bahwa kemampuan akhir kelas eksperimen yaitu dengan nilai rata-rata 84,21 dengan persentase ketuntasan 92,10 % lebih tinggi dari kemampuan akhir kelas kontrol dengan nilai rata-rata yaitu 73,98 dengan persentase ketuntasan belajar yang dicapai yaitu 78,94 %.
2.             Hasil Observasi Keterampilan Proses Merencanakan Percobaan
Observasi keterampilan proses siswa dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang ditinjau dari kemampuan siswa dalam mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan hasil perolehannya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa di kelas eksperimen kemampuan siswa dalam mengamati dan menggolongkan termasuk dalam kategori sangat baik dan kemampuan dalam menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan termasuk dalam kategori baik (Lampiran 13). Lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.3. Hasil observasi keterampilan proses merencankan percobaan siswa kelas eksperimen di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.

Kemampuan yang dinilai
Skor
Kategori
Mengamati
4,18
Sangat baik
Menggolongkan
3.97
Sangat baik
Menafsirkan
3.81
Sangat baik
Meramalkan
3.36
Baik
Mengkomunikasikan
2.81
Baik
Rata-rata
3.62%
Baik

 Hasil observasi keterampilan proses merencanakan percobaan di kelas kontrol menunjukkan bahwa semua indikator yang diamati yaitu kemampuan siswa dalam mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan serta mengkomunikasikan termasuk dalam kategori sedang (Lampiran 16) lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Tabel 4.4. Hasil observasi keterampilan proses merencanakan percobaan siswa kelas kontrol di  MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.

Kemampuan yang dinilai
Skor
Kategori
Mengamati
2,48
Sedang
Menggolongkan
2.35
Sedang
Menafsirkan
2.23
sedang
Meramalkan
2.25
sedang
Mengkomunikasikan
2.15
sedang
Rata-rata
2.29 %
sedang

Hasil observasi kegiatan pembelajaran pada masing-masing pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5. Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran Biologi di MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009.

No.
Pertemuan
Persentase
Keterlaksanaannya (%)
1
Pertama
82
2
Kedua
100

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Terlaksananya kegiatan pembelajaran untuk masing-masing pertemuan mengalami peningkatan. Dari Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa persentase keterlaksanaan pembelajaran pada petemuan pertama yaitu 82 %, yang berarti bahwa masih ada bagian yang belum terlaksana dengan baik, sedangkan untuk pertemuan kedua pembelajaran terlaksana dengan sangat baik sehinggrta persentase keterlaksanaan pembelajaran yang dicapai yaitu 100 %.
3.         Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menarik kesimpulan dari suatu peneltian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi.
Dari analisis hasil belajar siswa diperoleh bahwa t hitung = 5,51 > t tabel = 2,000 dengan db = 74 (perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signinifikan antara keterampilan merencanakan percobaan dan ketuntasan kelas biologi eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan saling ketergantungan dalam ekosistem. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan yaitu dengan penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi Siswa Kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009 diterima.    
B.           Pembahasan

Berhasil tidaknya suatu pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran, diantaranya, siswa, guru.sarana, materi dan pendekatan serta metode pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Semua komponen tersebut satu sama lain memiliki hubungan yang erat ( Djamarah, 2002). Suatu konsep yang disampaikan  guru akan mudah diterima apabila guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Pembelajaran menggunakan metode eksperimen adalah salah satu altrnatif yang cukup relevan untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Menerapkan metode pembelajaran eksperimen siswa lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu pembelajaran menggunakan metode eksperimen sangat memperhatikan konsepsi awal dan menggunakan aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya sebagai sumber belajar. Semakin banyak siswa yang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya maka pengetahuan dan pemahamannya akan objek dan lingkungannya  meningkat dan lebih rinci ( Sari, 2008 ).Untuk mengetahui ketuntasan pembelajaran digunakan pembelajaran metode eksperimen, peneliti menggunakan dua kelas yaitu XB  sebagai kelas kontrol dan X­­C sebagai kelas eksperimen.
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Metode eksperimen merupakan metode yang melibatkan siswa secara intelektual maupun emosional. Disamping itu, suasana belajar yang kondusif ternyata sangat membantu siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Dalam proses belajar mengajar menggunakan metode eksperimen tidak saja melihat sejauh mana siswa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tetapi juga memberikan peluang yang besar utnuk terjadinya proses pematangan siswa dan sikap siswa.
Persentase Ketuntasan belajar siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol pada post-tes mencapai 13,16% dari 78,94% menjadi 92,10% dari jumlah seluruh siswa dan sudah memenuhi batas minimal ketuntasan belajar kelompok yang ditetapkan di sekolah yaitu 85% berdasarkan KKM di sekolah ³ 68, Berdasarkan hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan ketuntasan belajar pada kelas eksperimen. Perubahan nilai kelas eksperimen tersebut secara statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan.        
Pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat di lihat dari hasil uji-t pada taraf signifikan 5% dengan db = 74, dengan perhitungan diperoleh bahwa t hitung = 5,51> t tabel = 2,000 (perhitungannya dapat di lihat pada lampiran10). Keterampilan proses merencanakan percobaan siswa kelas eksperimen memberikan dampak positif terhadap peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi keterampilan proses merencanakan percobaan yang dilakukan siswa kelas eksperimen dilihat dari kemampuan dalam mengamati, menggolonkan, menafsirkan, meramalkan dan mengkomunikasikan termasuk dalam kategori sangat baik, dengan nilai rata-rata 3,62, sedangkan untuk siswa kelas kontrol  ditinjau dari kelima keterampilan tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-arata 2,29. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pembelajaran biologi menggunakan metode eksperimen  cenderung sesuai untuk upaya meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi siswa kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009, hal ini disebabkan karena dengan diterapkannya metode eksperimen maka siswa terlibat secara langsung dalam suatu percobaan sehingga pemahamansiswa akan materi pelajaran dapat meningkat pada periode waktu relatif  lama.

















BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan yaitu 1,33% dan ketuntasan belajar meningkat menjadi 13,16% pada mata pelajaran IPA Biologi siswa kelas X MA Ishlahil Athfal Rumak Tahun Pelajaran 2008/2009. 
B.      Saran
 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat diajukan beberap saran, antara lain:
1.      Pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat menjadi salah satu strategi pembelajaran untuk meninngkatkan keterampilan proses merencanakan percobaan dan ketuntasan belajar IPA Biologi di sekolah, khususnya pokok bahasan saling ketergantungan dalam ekosistem.
2.      Bagi instansi terkait khususnya lembaga-lembaga kependidikan diharapkan untuk mensosialisasikan pembelajaran menggunakan metode eksperimen kepada guru khususnya guru biologi.
3.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk menguji keunggulan dari pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan yang lain.