Sunday 15 September 2013

ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA



ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA
1.    DEPINISI ETIKA BISNIS DALAM WIRAUSAHA
Pegertian etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku perusahaan berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang di jadikan tuntutan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika pada dasarnya adalah suatu komitkmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar.oleh karna itu,perilaku etika berperan melakukan apayang benar dan baik untuk menentang apa yang salah dan buruk,menurut Ronald J.Ebert dan RickyM.Griffin. etika bisnis adalah istilah yang seiring digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seseorang menejer atau karyawan suatu organisasi.
Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpegaruh terhadap keputusan-keputusan perusahaan.
Menurut Zimmerer yang termasuk pemilik kepentingan yang mempegaruh keputusan bisnis antara lain:
a.       Para Pegusaha dan Mitra Usaha.
b.      Petani dan Perusahanan Pemasol Bahan Baku.
c.       Organisasi Pekerja yang Mewakili Pekerja.
d.      Pemerintah yang Megatur Kelancaran Aktivitas Usaha.
e.       Bank Peyandang Dana Perusahaan.
f.       Investor Penanam Modal.
g.      Masyarakat Umum yang Dilayani.
h.      Pelanggan yang Membeli Peroduk.
Jelaslah bahwa etika bisnis merupakan landasan penting dan harus perusahaan. Oleh sebab itu,menurut Zimmerer, etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks. Megapa demikian? Menurutnya, membangun etika untuk mempertahankan reputasi adalah lebih sukar daripada menghancurkannya.



Selain etika dan perilaku,yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer ada 3 tingkatan norma etika yaitu:

a)      Hukum, perilaku bagi masyarakat secara umum yang megatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya megatur standar perilaku minimum.
b)      Kebijakan dan perosedur organisasi, memberi arahan yang khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam megambil keputusan sehari-hari.
c)      Moral sikap mental individual,sagat penting untuk menghadapi suatu eputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap ment8al individual biasanya berasal dari keluarga,agama,dan sekolah.
Menurut Zimmerer kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui 3 tahap antara lain:
Ø  Tahap pertama, megakui demensi-demensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau keputusan. Artinya,sebelum wirausaha mengimformasikan suatu keputusan etika yang dibuat lebih dahulu ia harus megakui etika yang ada.
Ø  Tahap keddua, mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pegambilan keputusan.
Ø  Tahap ketiga,membuat pemilihan alternatif dan membedakan antara taggapan etika dan bukan bukan etika.
Menurut Zimmerer  pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah menejer. Oleh karna itu, ada tiga tipe menejer dilihat dari sudut etikanya yaitu:
1.      Menejemen Tidak Bermoral. Menejeman tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya sendiri,demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
2.      Menejemen Amoral. Tujuan utama dari menejemen amoral adalah laba,akan tetapi tidaknya berbeda degan menejemen imoral.
3.      Menejemen Bermoral. Bertujuan untuk meraih keberasilan,tetapi degan megunakan aspek legal dan perinsip-perinsip etika.




2.    PERINSIP-PERINSIP ETIKA DAN PERILAKU BISNIS
Menurut pendapat Michael Josephson yang dikutipoleh Zimmerer secara universal ada 10 perinsip etika yang megarahkan perilaku yaitu:
1.      Kejujuran,yaitu penuh kepercayaan,bersipat jujur,sungguh-sungguh,terusterang.
2.      Integritas, yaitu memegang perinsip, melakukan kegiatan yang terhormat,tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan.
3.      Memelihara janji, yaitu selalu mentaati janji, patut di percaya,penuh komitmen.
4.      Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, temen, karyawan,dan negara.
5.      Kewajaran keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia megakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perilaku individual.
6.      Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, bales kasihan, tolong-menolonh, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7.      Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebiasaan dan hak menentukan nasib sendiri bagi setiap orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan martabat orang lain.
8.      Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selaku menentu hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati peroses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9.      Megejar keunggulan, yaitu mengajar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun bertanggung jawaban personal, tekun, dapat dipercaya.
10.  Dapat di pertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima taggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.

3.    MEMPERTAHANKAN STANDAR ETIKA BISNIS
Cara-cara mempertahankan setandar etika bisnis antara lain:
a.       Ciptakan kepercayan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yanng mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.
b.      Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang stander tingkah laku dan prinsip-perinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
c.       Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manejer harus mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika, bila karyawan megetahui bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
d.      Lindungi hak perorangan, melindungi seseorang degan kekuatan perinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki:
Ø  Komitmen etika yaitu, tekat sesorang untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar.
Ø  Kesadaran etika yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi etika dari suatu setuasi.
Ø  Kemampuan kompetensi yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran moral dan mengembangkan setrategi pemecahan masalah secara praktis.
e.       Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah yaitu megimformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
f.       Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para karyawan.
g.      Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.

No comments:

Post a Comment