Nabi
Daud adalah salah seorang Nabi Allah yang amalan salat dan puasanya sangat
disukai Allah, sehingga karena kehebatannya inilah Nabi Muhammad
memberitahukannya kepada para sahabat.
Abdullah bin
Amr meriwayatkan, “Rasulullah bertanya kepadaku, “saya mendengar kabar bahwa
anda selalu berjaga di waktu malam (beribadah) dan berpuasa di siang
hari.”
“Benar, ya
Rasulullah,” jawab saya. Nabi bersabda, berpuasalah dan berbukalah, salatlah
dan tidurlah! Karena tubuhmu mempunyai hak terhadapmu, dan tamumu juga
mempunyai hak terhadapmu. Cukuplah bagimu berpuasa sebanyak tiga hari pada tiap
bulan.”
Abdullah
berkomentar, ”Saya bertahan.” Nabi pun bersikeras pula. “Akhirnya saya
memberikan alasan: Ya Rasulullah, saya kuat melakukannya. “Kalau begitu,
berpuasalah tiga hari setiap minggu,” ujar Nabi.
Abdullah
berkomentar lagi, “Saya tetap bertahan.” Tapi Nabi bersikeras pula. Saya
berdalih, “Ya Rasulullah, saya masih sanggup.”
“Kalau begitu,
berpuasalah seperti puasa Nabi Daud, dan jangan melebihi lagi!” sabda
Rasulullah memperingatkan dengan keras.
“Ya Rasulullah,
bagaimana puasa Nabi Daud itu,” tanya saya.
“Beliau sehari
berpuasa, sehari tidak,” sabda Nabi.” (HR Ahmad dan lain-lain).
Dalam redaksi
lain, Abdullah bin Amr meriwayatkan, “Rasulullah bersabda, “Puasa yang lebih di
sukai oleh Allah ialah puasa Daud, dan salat yang paling disukai Allah, ialah
salat Daud. Beliau tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur
seperenamnya. Beliau berpuasa satu hari, lalu berbuka satu hari.” (HR Bukhari
Muslim).
Al-Qur’an
melukiskan kepribadian Nabi Daud cukup lengkap. “Bersabarlah atas apa yang
mereka katakan, dan ingatlah hamba kami, Daud yang mempunyai kekuatan (Al-Ayad),
sesungguhnya dia amat taat.
“Sesungguhnya
kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia diwaktu petang dan
pagi, dan burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada
Allah.
Dan kami
kuatkan kerajaannya dan kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam
menyelesaikan perselisihan.
Dan adakah sampai
kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar?
Ketika mereka
masuk menemui Daud, ia terkejut karena kedatangan mereka. Mereka berkata,
“Jangan kamu merasa takut, kami adalah dua orang yang berperkara yang salah
seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain, maka berilah keputusan antara
kami dengan adil, dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah
kami jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh
sembilan ekor kambing betina, dan aku mempunyai seekor saja,” maka dia berkata,
“Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.”
Daud berkata,
“Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu
untuk ditambahkaan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan
amatlah sedikit mereka ini,” dan Daud mengetahui, bahwa kami mengujinya, maka
ia minta ampun kepada tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat.
Maka kami
hapuskan kesalahan itu, dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat di sisi
kami dan tempat kembali yang baik.
“Hai Daud,
sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan
diantara manusia dengan adil, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena
ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat
di jalan Allah, akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.
Dan kami tidak
menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah,
yang demikian adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.
Pantaskah kami
menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sama dengan
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi? Patutkah kami menganggap
orang-orang yang bertakwa sama denga orang-orang yang berbuat maksiat?” (QS
Shad: 17-28).
Ibnu Abbas dan
Mujahid mengatakan, kata “Al-Ayad” berarti kekuatan dalam ketaatan,
maksudnya adalah kekuatan dalam beribadah dan beramal salih. Sedang
Qatadah mengemukakan, Nabi Daud diberi kekuatan beribadah dan diberi taufik
dalam memegang keyakinannya, sebagaimana telah disebutkan, Daud senantiasa
melakukan “Qiyamul Lail” (salat Tahajud) dan mengerjakan puasa Dahr
(puasa sepanjang tahun, sehari puasa, sehari tidak).
Selain tekun
beribadah, salat dan puasa, Nabi Daud juga diberi kitab Zabur. Di dalam
Al-Qur’an disebutkan, “Dan kami berikan Zabur kepada Daud.” (QS An-Nisa: 163).
Zabur adalah
kitab yang sudah populer sebelum Al-Qur’an diturunkan. Menurut hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, kitab Zabur itu diturunkan pada bulan Ramadhan,
di dalamnya terdapat berbagai macam nasehat, hikmah dan pelajaran.
Ketika Nabi
Daud membaca kitab Zabur, suaranya begitu indah, maka burung-burung berhenti di
udara seraya ikut bertasbih, demikian juga dengan gunung-gunung yang senantiasa
bertasbih bersama-sama dengan Daud pada pagi hari dan petang.
Abdurrazak
menceritakan, dari Ibnu Juraij, “Aku pernah bertanya kepada Atha’ tentang
membaca Al-Qur’an dengan menggunakan lagu, maka dia pun menjawab, “Apakah
memang ada larangan untuk itu? Aku pernah mendengar Ubaid bin Umar berkata:
dulu Daud AS pernah mengambil rebana dan menabuhnya lalu membaca kitab Zabur.”
Imam Ahmad
meriwayatkan, dari Abdurrazak, dari Mu’ammar, dari Al-Zuhri, dari Urwah, dari
Aisyah, Rasulullah pernah mendengar suara Abu Musa Al-Asy’ari sedang beliau
tengah membaca Al-Qur’an, maka beliau bersabda, “Sesungguhnya Abu Musa telah di
karuniai bagian dari seruling keluarga Daud.”
Kemampuan Nabi
Daud berpuasa, ternyata menurun kepada anaknya, Nabi Sulaiman. menurut Ibn
Abbas, Nabi Sulaiman berpuasa tiga hari pada awal bulan, tiga hari pada
pertengahan bulan dan tiga hari pada akhir bulan. jadi beliau mengawali bulan
dengan puasa, menjalani pertengahannya dengan puasa, dan menutupnya dengan
puasa pula.
Sebetulnya
hampir setiap Nabi memiliki tradisi berpuasa, seperti disebutkan di dalam
Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu (umat Muhammad) berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu, agar bertakwa.”
Mukjizat Nabi
Daud
Nabi Daud
sangat terkenal sebagai Nabi yang memiliki suara yang sangat merdu dan tidak
ada yang bisa menandinginya. Inilah karunia dan rahmat Allah atasnya. Apabila
Nabi Daud bernyanyi melagukan kitab Zabur yang berisikan petunjuk dan tuntunan
dari Allah SWT, maka orang-orang yang sakit menjadi sembuh. Jin dan Manusia
serta burung-burung berkumpul di dekatnya untuk mendengarkan nyanyian itu,
serta angin pun menjadi tenang, gunung, burung-burung ikut bertasbih memuji
kebesaran Allah.
Ketika ia
memegang besi, maka besi itu menjadi lunak, seperti kertas, dan dapat dijadikan
bermacam-macam keperluan hidup tanpa harus dibakar terlebih dahulu dengan api
dan tidak perlu di tempa seperti kebiasaan orang pande besi (As-Saba: 10-11)